Salah satu urutan proses produksi di Pabrik Tekstil adalah proses mempersiapkan bahan baku yang akan diproses menjadi bahan jadi.
Urutan Proses Produksi di Pabrik Tekstil.
Pabrik Tekstil merupakan sebuah Perusahaan atau Pabrik yang memproduksi atau mengolah bahan baku dari benang menjadi sebuah kain.
Untuk memproduksi dan menghasillkan sebuah produk dari bahan baku sampai menjadi sebuah hasil produk membutuhkan beberapa step atau langkah atau proses dan melibatkan alat bantu berupa mesin produksi.
Sedangkan untuk mengoperasikan atau menjalankan mesin produksi tersebut tentunya perusahaan membutuhkan pekerja atau karyawan untuk melakukan tugas tersebut.
Adapun Urutan - Urutan Proses Produksi diPabrik Tekstil adalah sebagai berikut :
1. Proses Bahan Baku
Operator bahan baku memiliki tugas pokok untuk menyiapkan bahan baku yang akan di proses pada mesin produksi berikutnya.
Bahan baku yang dibutuhkan kemudian dipersiapkan pada pallet yang sudah disediakan agar dalam pengiriman bahan baku ke proses produksi berikutnya lebih mudah dan cepat.
Alat bantu yang digunakan biasanya berupa Forklift, prata dan handlift atau juga bisa menggunakan trolley khusus jika bahan baku yang dibutuhkan tidak terlalu berat.
Bahan baku yang digunakan pada perusahaan tekstil ini biasanya berupa benang filament dan benang spun yang terdiri dari cotton, Nylon, Polyester, Rayon dan di sertakan juga bahan baku yang dikombinasikan dengan benang lainnya.
Baca juga tentang :
2. Proses Texturizing.
Mesin Texturizing merupakan mesin yang digunakan untuk memperlakukan benang untuk di proses secara temperature, tension dan puntiran atau putaran sekitar 3000 kali putaran agar benang tersebut memiliki tekstur keriting.
Dengan kata lain pada proses Texturizing ini adalah proses membuat bahan baku benang berubah teksturnya agar lebih mudah saat di pegang menjadi memiliki tekstur yang empuk.
Sebagai tugas operator mesin Texturizing ini cenderung mengoperasikan mesin texturizing dan memastikan bahwa bahanbaku benang bisa di proses pada mesin ini.
Kemudian tugas operator texturizing juga melakukan pengecheckan terhadap kondisi mesin texturizing agar siap atau bisa digunakan untuk proses produksi.
Memastikan hasil out put dari mesin texturizing juga merupakan hal penting yang harus di lakjkan oleh Operator mesin Texturizing di Pabrik Tekstil.
3. Proses Twisting atau Proses Pemuntiran Benang.
Cara kerja Mesin Twisting pada Pabrik tekstil adalah pada dasarnya merupakan proses berikutnya setelah bahan baku benang melalui proses Texturizing.
Pada mesin Twisting ini, benang masuk ke mesin twisting untuk diproses pemuntiran atau twist dengan nilai puntiran tertentu atau twist per meter agar benang yang diproses menjadi kompak dan kuat serta benang bisa memiliki sifat sesuai yang dikehendaki oleh desain.
Selain itu juga dengan proses twisting ini, maka benang akan menjadi lebih kuat dan tidak mudah pecah pada saat nanti melalui proses weaving, selain itu juga benang akan memiliki efek jatuh dravery karena kain mempunyai masa jenis yang sangat tinggi.
Sehingga tugas operator Mesin Twisting tentunya sangat penting sekali untuk memastikan proses pengolahan benang yang sudah masuk ke proses twisting ini tidak tejadi kendala yang berarti.
Sebelum bahan baku berupa benang masuk ke proses twisting, tentunya Operator Mesin Twisting memastikan dan melaukan persiapan yang dibutuhkan seperti :
- Menyiapkan benang yang akan di proses pada mesin twisting.
- Melakukan pengecheckan kondisi mesin twisting siap untuk di gunakan dan tidak ada permasalahan pada mesin twisting.
- Melakukan setting program dan proses kerja mesin Twisting.
- Melakukan check kondisi hasil benag setelah di proses pada mesin Twisting.
4. Proses Warping.
Mesin Warping merupakan mesin pabrik tekstil yang mempunyai fungsi untuk memindahkan benang dari gulungan bobbin ke dalam gulungan yang lebih besar dengan arah yang sejajar dengan jumlah dan panjang benang sesuai yang sudah ditentukan.
Proses pada warping ini adalah membuat arah benang agar menjadi searah dengan ukuran panjang kain.
Sebagai Tugas Operator Warping ini tentunya harus bisa memastikan bahwa proses kerja mesin sesuai dengan kebutuhan.
Melakukan setting pada mesin warping juga harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan proses yang mengakibatkan terjadinya scrap benang atau terjadinya gagal proses pada benang tersebut.
5. Proses Sizing atau Proses Pelapisan Kanji.
Mesin Sizing merupakan mesin di pabrik Tekstil yang di gunakan untuk memberikan lapisan kanji atau yang biasa di sebut dengan film pada benang sehingga benang tersebut akan lebih kuat dan tidak mudah putus pada saat melalui proses berikutnya.
Dan tentunya tugas operator Mesin Sizing di Pabrik Tekstil adalah mengoperasikan mesin sizing sesuai dengan Standart Operation Prosedure.
Selain itu juga sebagai Operator Mesin Sizing ini juga melakukan pengecheckan kondisi benang yang akan diproses pada mesin sizing tersebut.
Menyiapkan kanji atau film yang akan digunakan pada mesin sizing di Pabrik Tekstil juga harus di persiapkan terlebih dahulu sehingga proses mesin sizing akan lebih lancar.
6. Proses Beaming atau Proses Penggabungan.
Benang yang sudah melewati proses warping dan melalui proses sizing kemudian benang tersebut harus melanjutkan proses berikutnya pada mesin Beaming yaitu proses penggabungan dari beberapa beam untuk menjadi beam lusi.
Proses penggabungan ini bisa dilakukan dengan jenus benang yang sama atau jenis benang yag berbeda sesuai dengan desain yang diperuntukkan.
Sebagai operator mesin Beaming harus benar - benar memperhatikan proses pada mesin beaming in agar tidak terjadi kesalahan proses.
Melakukan setting program sebelum memulai proses beaming sangat perlu diperhatikan agar tidak ada kesalahan fatal pada proses mesin beaming tersebut.
7. Proses Drawing In.
Proses Drawing In merupakan proses memasukkan benang - benang ke dalam dropper, gun dan sisir yang disesuaikan dengan jenis anyaman kain yang diinginkan konsumen atau sesuai dengan settingan operator.
Sebagai operator mesin Drawing In harus berhati - hati pada saat memasukkan benang ke komponen mesin tersebut agar tidak terjadi kesalahan susunan benang.
Selain itu juga sebagai operator drawing In tersebut juga harus berhati - hati pada saat memasukkan benang, karena proses tersebut dilakukan dengan manual sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.
Antar Operator mesin Drawing In juga harus saling komunikasi pada saat proses ini, karena untuk menghindari kesalahan yang fatal yang menyebabkan susunan benang tidak sesuai dengan orderan.
8. Proses Weaving atau Proses Penenunan.
Mesin Weaving atau biasa disebut dengan proses weaving merupakan proses menenun yaitu proses dimana jenis benang pakan akan disilangkan dengan benang jenis lusi sehingga antara benang tersebut akan menjadi sebuah anyaman.
Pada proses mesin Weaving ini biasanya memiliki beberapa proses seperti proses penguluran lusi, proses pembukaan mulut lusi, proses peluncuran benang pakan, proses pengetekan benang dan proses finishing atau take up motion.
Tugas Operator mesin weaving ini sebelumnya harus melakukan setting program agar proses kerja mesin tersebut menghasilkan hasil tenunan kain yang maksimal sesuai dengan orderan.
Melakukan pengecheckan kondisi mesin apakah ada kerusakan atau adanya komponen yang tidak berfungsi maka sebagai operator mesin tersebut harus menginformasikan kepada atasan atau langsung menginformasikan kepada teknisi mesin.
9. Proses Greige Inspection.
Greige Inspection adalah proses pemeriksaan kualitas kain hasil tenun secara fisik dan kualitas daya serap warna.
Adapun tugas Operator Greige Inspection adalah melakukan pengecheckan kondisi kain yang dihasilkan dari proses weaving atau proses penenunan benang menjadi kain.
Hal - hal yang harus dilakukan sebagai Operator Greige inspeksi adalah sebagai berikut :
- Memeriksa hasil tenunan dari proses weaving.
- Memberikan judge untuk tingkat kualitas pada kain hasil tenun.
- Melakukan check kondisi fisik hasil tenunan tersebut apakah terjadi kerusakan seperti salah anyaman benang, apakah ada pakan yang pecah, apakah ada pakan yang putus, apakah ada lusi yang putus, dan lain sebagainya.
- Melakukan check kualitas warna mengenai daya serap warna pada kain.
- Melakukan check kerataan warna yang masuk ke dalam kain.
- Melakukan pengecheckan hasil tenun sesuai dengan standart operation prosedure yang dibuat oleh pabrik tekstil.
10. Proses Open Greige.
Open Greige merupakan proses pembukaan gulungan greige kemudian menyambungkan dengan gulungan lainnya sehingga menghasilkan panjang tertentu dalam satu ukuran atau batch.
Sebagai Operator Open Greige memiliki tugas penting didalam proses open greige ini yaitu memperhatikan kesamaan corak serta lebar greige.
Kemudian operator open greige dipabrik tekstil ini juga harus memperhatikan kualitas sambungan yang harus rapih dan rata.
Kemudian tugas berikutnya sebagai operator open greige adalah memasukkan gulungan tersebut ke alat yang sudah disediakan atau biasanya menggunakan trolley.
11. Proses Washing atau Pencucian Kain.
Proses selanjutnya adalah proses washing atau proses pencucian kain yang harus dilakukan agar segala kotoran,kanji dan lemak yang masih menempel pada kain bisa hilang.
Tugas Operator Washing di proses ini adalah harus memperhatikan karateristik masing - masing kain sehingga akan menghasilkan kain yang benar - benar siap untuk diproses berikutnya.
Sebagai operator harus memisahkan masing - masing karateristik kain yang akan diproses pada mesin washing ini.
Mempersiapkan program mesin washing sebelum digunakan merupakan hal yang penting sehingga mesin washing benar - benar berfungsi sesuai dengan baik dan benar.
12. Proses Drying atau Pengeringan Kain.
Mesin Drying merupakan mesin yang digunakan untuk mengeringkan kain yang habis diproses washing, sehingga hasil kain akan memiliki kualitas yang maksimal.
Kain yang masih basah setelah melewati proses Washing pastinya masih basah sehingga kain tersebut membutuhkan untuk dikeringkan sampai benar - benar kering.
Sebagai operator mesin drying harus benar - benar memperhatikan hasil kain yang keluar dari mesin drying untuk dipastikan bahwa kain tersebut benar - benar kering agar kain tersebut memiliki berat sesuai dengan settingan.
Dengan keringnya kain tersebut secara maksimal, maka kain tersebut akan lebih mudah untuk melalui proses berikutnya yaitu proses pencelupan atau pewarnaan kain.
13. Proses Dyeing.
Dyeing merupakan proses pencelupan kain atau proses pewarnaan kain setelah kain tersebut melewati proses pengeringan.
Pencelupan atau pewarnaan pada kain yang sudah dikeringkan ini harus benar - benar sesuai dengan warna yang sudah di seting agar menghasilkan warna kain sesuai dengan target dan keinginan.
Adapun tugas operator Dyeing adalah sebagai berikut :
- Menyiapkan kebutuhan warna yang dibutuhkan.
- Menyiapkan kain yang akan diproses pewarnaan.
- Melakukan pengecheckan kondisi mesin yang akan digunakan.
- Melakukan setting program mesin.
- Melakukan setting komposisi warna yang dibutuhkan.
- Memperhatikan kondisi proses seperti temperatur, waktu dan ukuran lainnya.
14.Proses Middle Inspection.
Proses Middle Inspection ini merupakan proses pemeriksaan kain yang sudah melewati proses pencelupan atau proses pewarnaan yang meliputi pengecheckan kesesuaian warna, serta kondisi secara fisik pada kain.
Proses ini tujuannya adalah untuk memastikan apakah kain tersebut dapat dilakukan proses berikutnya atau justru harus dilakukan perbaikan pada kain tersebut.
Adapun tugas operator middle Inspection ini adalah sebagai berikut :
- Melakukan pemeriksaan hasil kain setelah melalui proses pencelupan atau pewarnaan.
- Memastikan apakah kain hasil pewarnaan tersebut layak untuk diproses berikutnya.
- Memisahkan hasil kain yang bisa diproses berikutnya dan kain yang tidak bisa diproses berikutnya atau kain yang harus diperbaiki.
- Memastikan kualitas kain yang sudah melalui proses pencelupan atau pewarnaan.
15. Tugas Operator Resin Finish.
Proses Resin Finish pada kain adalah proses memberikan efek karakteristik pada hasil kain seperti lembut, keras, kering, dan lain lain.
Selain itu juga proses Resin Finishing ini mempunyai tujuan agar fisik kain memiliki karakter seperti anti bakteri, anti air, aroma terapy, fire retardant, dan lain sebagainya.
Sebagai operator disini memiliki tugas untuk menyiapkan segala kebutuhan bahan - bahan yang akan digunakan pada proses resin finishing ini.
Selain itu juga operator harus melakukan check kondisi bahan - bahan tersebut apakah dalam kondisi yang memiliki kualitas yang maksimal atau tidak.
Melakukan penakaran bahan - bahan yang dibutuhkan agar sesuai dengan takaran kualitas sehingga akan menghasilkan hasil yang maksimal juga.
16. Proses Final Setting.
Proses Final Seting ini merupakan proses pemanasan atau curing pada kain setelah diproses sebelumnya sehingga menghasilkan karateristik kain yang meliputi dimensi, density, serta karateristik lainnya agar menjadi perkamen.
Tugas Operator Final Setting atau Proses Curing pemanasan yang tinggi ini harus mempersiapkan terlebih dahulu mesin yang akan digunakan agar benar - benar siap digunakan.
Kemudian kain yang akan dipanaskan dimasukkan ke dalam mesin curing dengan posisi yang sesuai dengan setingan.
Memastikan kain mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan standart kualitas yang berlaku diperusahaan tersebut.
17. Proses Final Inspection.
Final Inspection merupakan proses pemeriksaan kualitas akhir pada produk kain yang dilakukan pada Quality Laboratorium setelah melewati beberapa proses sebelumnya.
Adapun tugas operator Final Inspection adalah sebagai berikut :
- Melakukan check kondisi kain sesuai dengan Standart kualitas yang berlaku.
- Melakukan check tentang kekuatan tarik pada kain tersebut.
- Melakukan check tentang kualitas warna pada kain.
- Melakukan check kualitas kain dari segi fastness, slippage, density, shrinkage, dll
- Melakukan check kualitas secara fisik lainnya pada kain seperti crease mark, creasing, flek, kotoran, bowing, skewing, dll
Demikian sedikit ulasan tentang urutan proses produksi di pabrik tekstil dari bahan baku sampai bahan jadi.
No comments